Penutup Balik Otomatis (PBO)
(Automatic circuit recloser).
Auto-Recloser
atau penutup balik (PBO) pada dasarnya adalah pemutus tenaga (circuit breaker)
yang dilengkapi dengan peralatan control (Control Device). Peralatan ini dapat
merasakan arus gangguan dan memerintahkan operasi buka tutup kepada pemutus
tenaga (Circuit Breaker). Recloser merupakan sebuah
alat berwadah sendiri, berisi sarana yang diperlukan untuk mengindera arus
lebih, mengatur waktu, dan memutus arus lebih serta untuk menutup balik secara
otomatis dan memberikan tegangan kembali pada saluran.
Penutup balik otomatis (PBO) : dipasang pada saluran
utama di GI sebagai pengaman utama jaringan.Pada jaringan (>20 km) PBO tidak
begitu peka untuk menangkap gangguan yang berada jauh dari ujung hilir,
sehingga untuk pengaman gangguan temporer maupun untuk melokalisir gangguan
daerah sekecil mungkin perlu dipasang PBO ke2 atau PBO ke3 pada jarak tertentu.
Koordinasi antara PBO 1 dan PBO 2 dilakukan dengan memilih arus-arus nominal
dengan mengurangi satu tingkat settiing lamanya dan banyaknya buka tutup PBO
disisi hilir.
Peralatan Control
Peralatan pengatur
Auto-Recloser dibedakan menjadi 2 jenis:
a.
Auto-Recloser dengan pengatur Hidrolis
Pada Auto-Recloser dengan pengatur Hidrolis,
membuka / menutupnya kontak kontak dilakukan dengan cara hidrolis (tekanan
minyak).
b.
Auto-Recloser dengan pengatur elektronis
Auto-Recloser
dengan pengatur elektronik lebih luwes, lebih mudah diatur dalam hal membuka/menutup
kontak – kontak, mudah dipragakan urutan kerjanya dan lebih akurat dibandingkan
dengan Auto-Recloser pengaturan Hidrolis.
Penyetelan Waktu Kerja Penutup Balik (Auto-Recloser)
Auto-Recloser mempunyai sifat “dual
timing” yaitu dapat melaksanakan operasi cepat (fast tripping) dan operasi
lambat (delayed tripping). Sifat kedua adalah “reset otomatis”, yaitu jika
Auto-Recloser distel empat kali operasi trip sampai mengunci (lock out). Tetapi
bila gangguan telah hilang pada operasi cepat pertama sampai kedua maka
Auto-Recloser akan reset kembali ke status awal.
Macam
Recloser Relay
Berdasarkan
jumlah perintah reclosing ke PMT dapat dibedakan dalam dua jenis reclosing
relay, yaitu:
1. Single shot reclosing relay
Relay ini hanya dapat memberikan
perintah reclosing ke PMT satu kali dan baru dapat melakukan reclosing lagi
setelah waktu blocking time berakhir. Bila terjadi gangguan pada periode blocking
time, PMT trip dan tidak bisa recloser lagi (lock out). Bila gangguan terjadi
lagi setelah periode blocking time, maka reclosing relai akan melihatnya
sebagai gangguan baru dan proses reclose di atas akan berulang.
2. Multi shot reclosing relay
Relay ini dapat memberikan perintah
reclosing ke PMT lebih dari satu kali Dead time antar reclosing adalah berbeda
– beda, sebagai contoh gambar 1 diberikan
gambar diagram dari relai reclosing yang diprogram untuk melakukan 3 kali
reclosing.
Bila terjadi gangguan, relai GFR
memberikan perintah trip ke PMT dan pada saat yang sama juga menjalankan
reclosing relay. Setelah dead time t1 yang sangat pendek (kurang dari 0.6
detik), rele memberikan perintah reclose
ke PMT. Jika gangguan masih ada maka
PMT akan trip kembali dan reclosing relay akan melakukan reclose yang kedua
setelah dead time t2 yang cukup lama (antara 10-60 detik). Jika gangguan masih
ada maka PMT akan trip kembali dan reclosing relay akan melakukan reclose yang
ketiga setelah dead time (t2=t3). Bila terjadi gangguan lagi dalam periode
blocking time tB3, maka PMT akan trip dan lock out.
Gambar 1. Diagram waktu kerja multi
shot reclose relay.
Keterangan gambar:
t1 = dead time dari reclosing pertama
t2 = dead time dari reclosing kedua
t3 = dead time dari reclosing ketiga
tb1 = Blocking time dari reclosing
pertama
tb2= Blocking time dari reclosing kedua
tb3 = Blocking time dari reclosing
ketiga
Berikut merupakan gambar dari penutup balik otomatis
(PBO) (Automatic circuit recloser).
(a)
(b)
Gambar 2. Penutup balik otomatis (Automatic Circuit
Recloser), (a). Multi shot reclosing relay, (b) Single
shot reclosing relay.
Koordinasi Alat
Pengaman
Contoh sistem
koordinasi untuk jaringan sistem radial :
Gambar 3. Sistem
koordinasi untuk jaringan system radial
Dimana:
SSO 1 = Sakelar
seksi otomatis (SSO) sebagai alat pemutus
rangkaian untuk dapat memisahkan saluran utama dalam beberapa seksi, agar pada
keadaan gangguan permanen, luas daerah (jaringan) yang harus dibebaskan di
sekitar lokasi gangguan sekecil mungkin. SSO ini membuka pada saat rangkaian
tidak ada tegangan tetapi dalam keadaan bertegangan harus mampu menutup
rangkaian dalam keadaan hubung singkat. SSO juga dipakai untuk membuka dan
menutup rangkaian berbeban, sakelar ini bekerja atas dasar penginderaan
tegangan. SSO dilengkapi dengan alat pengatur dan trafo tegangan sebagai sumber
tenaga penggerak dan pengindera.
Sakelar seksi otomatis (SSO) : dipasang sepanjang
saluran utama atau pada percabangan untuk dapat melokalisasi gangguan dalam
seksi-seksi yang lebih kecil. SSO yang dipasang pada jaringan ini membuka pada saat
rangkaian tidak ada arus dan tidak menutup kembali. Sakelar ini bekerja
berdasarkan penginderaan dan hitungan arus hubung singkat. SSO hanya dipasang
bila mana pada sisi hulu terpasang
PBO.
Penjelasan:
Misalnya gangguan terjadi pada seksi ke III maka
urutan kerja alat pengaman alah sebagai berikut:
a.
PMB di gardu
induk jatuh.
b.
Berhubung tidak
ada tegangan maka sakelar otomatis S1, S2, dan S3 terbuka setelah selang waktu
T3.
c.
Setelah dicapai
waktu menutup balik maka PMB di gardu induk masuk kembali (reclosed).
d.
S1 mendapat
tegangan dan setelah selang waktu T1, S1 masuk secara otomatis.
e.
S2 mendapat
tegangan dan setelah selang waktu T1, S2 masuk secara otomatis dan seksi III
yang terganggu dialiri listrik.
f.
Karena di seksi
III masih ada gangguan maka PMB jatuh kembali dan setelah selang waktu T3, S1
dan S2 terbuka lagi, S2 langsung terkunci karena S2 waktu merasa bertegangannya
cepat (lebih kecil dari waktu T2 yang disetel).
g.
PMB gardu induk
masuk kembali setelah dicapai waktu menutup balik.
h.
S1 mendapat
tegangan dan setelah selang waktu T1, S1 masuk secara otomatis. Seksi I dan
seksi II mendapat aliran listrik.
Catatan :
T1 : Waktu mulai
kotak pengatur bertegangan sampai dengan sakelar (S) masuk kembali secara
otomatis. Biasanya antara 5 – 10 detik.
T2 : Waktu yang
disetel agar S terkunci bila waktu merasakan
bertegangan lebih kecil dari waktu T2 yang disetel. Biasanya 4 – 7 detik.
T3 : Waktu mulai
kotak pengatur tidak bertegangan sampai dengan
sakelar terbuka. Biasanya 0,5 – 2 detik.
Lihat Juga..!!!!
Lihat Juga..!!!!
4 comments:
ijin kutip agan, untuk referensi tugas kuliah, sebelumnya saya ucapkan terima kasih
apakah harus 4 kali jatuh atau bisa diset hanya 2 kali jatuh ...misalnya.....tks
Nanda: Silahkan demi kepentingan bersama
Edy: Mohon maaf sampai saat ini saya blum mndapatkan refrensi mengenai hal tersebut.. tpi mnurut saya dari segi safety peralatannya jga mesti diperhatikan
Post a Comment